Selasa, 30 Januari 2018

Puisi: PESAN UNTUK PEMUDA NEGERIKU


Angin sepoi-sepoi meninabobokan anakku dalam peraduan...
Sunyi...
Akupun menyanyikan lagu sendu sambil mengusap-usap kepalanya...
Terlihat tangan mungil gemetar memegangi perut yang terlihat kempes, karena sang cacing yang terus mendekap dan menyiksa..
Adam ku, yang seharusnya menjadi ksatria keluarga tertidur pulas beralaskan arak yang menyengat...
Terlintas dibenakku kisah dulu, 
Andaikan ku dengar kata ibu dan ayahku,
Orang tua penuh kasih yang penuh peluh membiayai sekolahku, bahkan terpisah jarak dan rantau demi sesuap nasi, selembar ilmu, dan setitik pena untukku
NAmun, ku balas air susunya dengan air tuba yang meluluhlantakkan perasaannya, 
Memang ku anak durhaka, mencoreng diri dan negeri,
Andaikan tak kucabik  harga diriku dengan pisau-pisau laknat nafsu dunia
Andai bisa ku pertahankan benteng imanku,
Dan andai-andai lain yang makin membuatku semakin terpuruk dalam lobang penyesalan..
Kini ku miris melihat nasibku sendiri, hidup ditengah kerimbunan hutan luas penuh dengan sesal dan derita
Setiap air mata dalam doa yang ku panjatkan, selalu terlintas setitik penuh harap untuk anakku yang kelak menjadi generasi penerus negeriku...
Lawanlah pisau-pisau laknat yang hendak mencabik-cabik harga diri dan kehormatanmu dengan tinta-tinta pena emas pengukir masa-masa indahmu.
Jadikan tinta penamu sebagai perisai penghalau pasukan yang hendak menghancurkan daerah aman penyimpan harta masa depanmu...
Isilah tabung dunia mudamu dengan keharuman prestasi...
Jadilah pemuda pemudi negeri yang berhiaskan sikap laksana api semangat yang terus membara, membiaskan harapan dan cita-cita negeri kelak yang berada ditanganmu..
Bangunlah benteng masamu dengan berdasarkan larangan juga kasih-Nya..
Jadikan orang tua, Soekarno dan negerimu tersenyum haru bangga
Kembalikan dan jadikan merah benderamu semakin merah, menutup kekusaman yang kini memonopolinya
Kembalikan dan jadikan putih benderamu semakin putih, menutup noda-noda hitam yang hampir merajainya. 
Kembalikan senyum negeri dan bentuklah damai lewat perjuanganmu...
Dan diatas semuanya itu, tetaplah kita tunduk pasrah berserah kepada kuasa-Nya, karna kita hanyalah bagaikan debu yang gampang terserak tertiup angin dunia.


Karya: Agnes Novi Krismayanti/ PBSI/ 2015

Image result for pemuda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar